1.
Sifat dan Sipat Tokoh
Jono : Slow, tapi hanya otaknya saja.
Jojo : Berjiwa petualan
Joni : Mudah terpengaruh
Jimmy : Paling shantai
Juni : Paling ribut, cerewet, dan begitulah
Flannery : Anggung, lebay, dan beginilah
Petak Umpet Hah Story
Di suatu tampat yang diyakini ada di suatu tempat. Terdapat beberapa anak yang sedang bermain bersama handpone mereka masing-masing, tapi ada seorang anak yang hanya diam tidak melakukan apapun. Pada akhirnya anak yang kesepian itu pun mengajak teman-temannya untuk bermain petak umpet.
Jojo : “ Bagaimana kalau kita bermain petak umpet “
Joni : “ Ayu “
Flannery : “ Gak ah, nanti kotor “
Joni : “ Gak jadi “
Jono : “ Bener, bakalan ada yang bermain kotor “
Juni : “ Ngomong apa si Smart friend?. Dia bisa main kagak? “
Jimmy : “ Udahlah santai aja, main petak umpet itu kan mudah, anak SD aja bisa “
Juni : “ Bukan itu masalahnya, masalahnya kita udah gede, tapi masa main permainan anak kecil “
Joni : “ Aku sudah besar tidak mau main petak umpet lagi~ “ [Parodi iklan pempers yang celana dalam]
Jojo : “ Kita mainnya di tempat angker aja biar ekstrim “
Joni : “ Apa lagi di tempat angker~ “[Parodi iklan pempers yang celana dalam]
Flannery : “ Apa lagi di tempat angker. Kan biasanya tempat angker itu berdebu “
Juni : “ Iya kalo di tempat angker nanti gimana kalau di umpetin sama setan, gimana kalau ketemu setan, terus setannya ngajak kenalan, terus pacara sama setan “
Jimmy : “ Shantai aja. Khan bagustuh Lu bisa dapet pacar, Lu kan masih jomblo “
Juni : “ Enak aja jomblo. Gw single “
Jono : “ Single adalah nama lain dari jomblo supaya terdengar lebih terhormat “
Jojo : “ Jadi gimananih. Mau main atau kalian takut “
Flannery : “ Zaman gini takut sama hantu “
Jono : “ Saya sebagai perwakilan dari semua yang ada disini mengungkapkan bahwa ami setuju dengan anjuran saurada. Sah?. Sah! “
Semua menatap Jono aneh.
Akhirnya mereka ber6 pun bermain petak umpet di sebuah rumah tua yang katanya angker. Jimmy yang merupakan ucing atau orang yang mencari pemain lainnya sudah menemukan 4 temannya. Hanya Jono saja yang tidak ditemukan. Setelah beberapa saat mencari akhirnya mereka ber-5 sepakat untuk mencari Jono bersama.
Juni : “ Gimana kalau si Jono diumpetin hantu “
Jimmy : “ Berarti kita kehilangn komedian nasional sekali lagi. Mengheningkan cipta mulai “
Jojo : “ Jangan bercanda. Si Jojo ini gimana kalau emang di umpetin sama hantu? “
Flannery : “ Haduh. Zaman gini masih percaya hantu He to the low Aaaaa!! “ ( nunjuk )
Juni : “ Ada apa? “
Flannery : “ A-ada ha-ha “
Jojo : “ Harry petter? “
Flannery ( Geleng kepala ) : “ Ha-ha-ha “
Jimmy : “ Ha, hanymoon? “
Flannery ( Geleng kepala ) : “ Ha-ha-haacccciing! “ ( bersin )
Flannery : “ Itu ada pesan kertas di atas meja “ (nunjuk)
Jimmy ( Ngambil ) : “ Selamat tinggal. Itulah isi pesan ini “
Juni : “ Sepucuk kertas mencurigakan yang tergeletak begitu saja di atas meja. Aaapakah itu tulisan Jono? “ ( Gaya infotaimen )
Jojo : “ Jangan-jangan Jono sudah dibawa hantu “
Flannerr : “Aduh. Jadi atut. Pulang aja yuk “
Jojo : “ Tapi sebelum ini kita harus cerita dulu ke keluarga Jojo “
Akhirnya setelah kejadian itu mereka pergi ke rumah Jono dengan perasaan bersalah di pundak mereka. Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di rumah Jnjo
Jojo : “ Assalammu’alaikum “
Jono : “ Wa’alaikumsalam “
Juni : “ Loh kok Kamu gak mati? “
Jono : “Karena Aku masih hidup “
Juni : “ Apa kamu yang nulis pesan ini? “ ( Menunjukkan kertas yang tadi )
Jono : “ Ya. Itu selamat tinggal maksud Gue, Gue mau pergi ke rumah dulu tadi laper banget “
Flannery : “ Tuh kan. Di zaman dini masih percaya yang kayak gituan “
Jojo : “ Tapi Lu tadi juga takut “
Flannery : “ Itu tadi cuman ekting “
Jono : “ Jadi, sekarang kalian mau apa? “
Jojo : “ Pulang ajak yu “ ( Pergi )
Akhirnya misteri pun terpecahkan dan mereka berenam dapat istiahat dengan tenang.
- Tamat -
2.
baru:
1. Tema Drama: Tentang Nilai Disiplin
2. Alur Drama: -
I) Exposisi: Mirza
Radit
: Pak security
: Gayu
: Mariska
: Lista
I) Permasalahan
Mirza telat datang ke sekolah karena pada malam harinya dia bergadang sampai jam tengah malam.
II) Komplikasi
Radit teman sekelas Mirza yang juga datang telat kemudian mengajaknya untuk bolos jam pelajaran pertama
III) Catatan I
Mirza dan Radit kepergok oleh Bu Mariska ketika akan pergi ke kantin untuk bolos kelas
IV) Catatan II
Bu Mariska membawa mereka ke guru matematika yaitu Bu Lista, dan mereka pun memberikan hukuman push up kepada Mirza dan Radit agar mereka bedua ada efek jera
V) Kesimpulan
Mirza dan Radit menyadari kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi
3. Karakter
Protagonis: Mirza
Antagonis: Radit
Tritagonis: Bu Rizka (Guru BP)
Figuran: Gayu, Pak security, Lista
4. Latar
a. Tempat/Depan kantin, depan kelas
b. Waktu/ Kejadian pagi hari
c. Sosial
Mirza datang ke sekolah terlambat karena semalam bermain game online hingga larut .Disuatu pagi hari sekitar jam 07.30. Suasana sekolah sudah mulai sepi karena semua siswa sudah masuk kelas, pintu gerbang sekolah pun hampir di tutup.
Mirza : Pak security tunggu (sahut Mirza sambil berlari menuju pintu gerbang)
Pak security : kamu? Jam berapa ini, jam segini baru dateng
Mirza : maaf Pak, saya kesiangan, tolong bukakan pintu nya pak, please!!!!
Tiba-tiba datang temen sekelas Mirza yaitu Radit yang pada pagi itu juga datang telat
Radit : tunggu.....(melambaikan tangan kearah Pak security sambil berlari)
Pak security : kamu juga datang telat, ngga punya jam apa di rumah
Radit : maaf pak, ijinin kami masuk pak, sekali ini aja, please!!!
Mirza dan Radit pun sedikit memelas agar bisa di beri ijin masuk oleh Pak security
Pak security : ya udah, masuk, tapi awas jangan di ulangi lagi, nanti saya di tegur kepala sekolah
Siap pak...(sahut mereka berdua)
Di tengah perjalanan masuk kelas yang terletak di lantai dua, mereka berdua sedikit melakukan pembicaraan, Radit sambil berjalan santai sedangkan Mirza sedikit tergesa-gesa sambil berjalan cepat, tiba-tiba Radit merencanakan sesuatu agar tidak masuk kelas jam pertama.
Radit : santai aja kali za....buru-buru amat
Mirza : yah, lu....udah telat masih bisa bilang santai
Radit : memang sekarang jam berapa?
Mirza : 07. 45 menit, mana pelajaran matematika lagi
Radit : wah, hampir telat 1 jam nih kita
Mirza : itu lu tau Dit...
Radit : gw punya ide nih...gimana kalo kita bolos jam pelajaran pertama
Mirza : ah....gila lu, ngga mau gw
Radit : yaelah lu, kaku amat, emang lu mau kena hukuman sama Bu Lista guru matematika kita? emang lu mau juga di sorakin sama temen-temen gara-gara kita di strap di depan kelas?
Mirza : hmmmm....iya juga sih, kaga mau lah gw
Radit : ya udah, mendingan lu ikut gw aja ke kantin, sambil nunggu pelajaran selanjutnya ngopi-ngopi aja dulu kita....hehe
Mirza : ok deh....gw juga belum sarapan soalnya, tapi lu yang traktir ya....
Radit : iya deh...
Akhirnya mereka berdua pun lebih memilih untuk pergi ke kantin ketimbang harus memasuki kelas. sambil mengendap-ngendap, mereka pun berjalan menuju arah kantin. Dan ketika sudah hampir sampai di depan kantin, tiba-tiba ke pergok Bu Mariska (guru BP) di depan tangga. Kebetulan lokasi kantin bersebelahan dengan tangga menuju lantai atas.
Bu Mariska : ehmm....mau kemana kalian, ko pada bawa tas?
Radit : eh..ibu, anu Bu, kita mau ke toilet (sambil sok akrab)
Mirza : iya..Bu...hehe
Bu Mariska : emang ke toilet harus bawa tas ya..? jangan bohong kalian, saya tau kalian mau bolos masuk kelas kan?
Mirza : lu sih dit....(suara pelan sambil menyenggol badan Radit dengan bahu)
Bu Mariska : kenapa ngga langsung masuk?
Mirza : kami telat Bu?
Bu Mariska : udah tau telat, terus kalian mau pada bolos pergi ke kantin gitu?
Bu Mariska : mata pelajaran apa kamu sekarang?
Radit : matematika Bu? Habisnya gurunya galak...
Bu Mariska : udah tau galak, kenapa kalian bikin gara-gara?
Radit : Kami kan telat ngga disengaja bu....cuman bangunnya aja kesiangan
Bu Mariska : yang lain aja bisa bangun pagi, masa kalian ngg bisa?
Mirza : bisa sih bu, cuman semalem saya ke asikan main game online jadi tidurnya larut malem
Radit : bener bu....saya juga sama
Bu Mariska : ya udah, ibu anter kalian masuk kelas
Radit : yah... Bu, nanti saya di hukum
Bu Mariska : ya itu sih resiko kamu.....makanya harus tau waktu, kapan waktunya belajar, kapan waktunya main game, kapan waktunya tidur...
Mirza : iya bu...maaf
Akhirnya, mereka pun di anter oleh Bu Mariska untuk mengikuti pelajaran matematika. Setelah sampai dan berada di depan pintu kelas thok...thok...thok....(mengetuk pintu).
Masuk...(sahut Bu Lista)
Bu Mariska : Bu, ini saya memergoki anak didik ibu yang mau mencoba pergi ke kantin, mau pada bolos kelihatannya.
Bu Lista : hmm....kalian, bikin gara-gara aja
Mirza : maaf bu...ide Radit nih
Radit : ah..lu
Bu Mariska : ya udah Bu, saya permisi dulu ada urusan, terserah ibu mereka berdua mau di apain (sambil bercanda)
Bu Lista : ya udah Ibu ijinin kalian masuk, tapi kalian ibu hukum dulu
Mirza : yah...Bu ( sambil memelas)
Bu Lista : push up 35 kali
Radit : ngga kebanyakan Bu?
Bu Lista : cepetan...lakukan
Dengan sorakan dari teman-teman, akhirnya mereka pun menjalankan konsekuensi hukuman yang di berikan Bu Lista karena kesalahan yang mereka lakukan. Dan merekapun tersadar bahwa ketidakdisiplinan akan merugikan diri mereka sendiri. Akhirnya mereka berdua di perbolehkan masuk untuk mengikuti pelajaran.
BU LISTA : ENAK KAN DATANG TELAT ? SILAHKAN KALIAN MASUK
Makasih Bu....(sahut mereka berdua)
GAYU : KAGA BIASANYA LU ZA DATANG TELAT
Mirza : kesiangan gw, gara-gara maen game sampe malem
Gayu : lagian lu ngga tau waktu
Mirza : iya....gue sadar
3.
Baru:
KERANGKA DRAMA
1. Tema : kejujuran
2. Alur : Maju
a. exposisi
· Fandy
· Hafiz
· syukra
4. sri
5. widya
6. Messa
b. Konflik
Fandy menemukan sebuah dompet yang terjatuh tidak jauh dari halte
c. Komplikasi
Hafiz menghasut fandy agar fandy tidak mengembalikan dompet tersebut kepada pemiliknya.
d. Klimaks
Fandy dan hafiz ketahuan oleh syukra membagi bagi uang yang bukan milik mereka
e. Antiklimaks
Syukra menasehati fandy dan hafiz agar tidak memakan hak orang lain dengan mengembalikan dompet tersebut kepada si pemiliknya
f. Konklusi
fandy dan hafiz kemudian pergi untuk mengembalikan dompet tersebut kepada pemiliknya
3. perwatakan/penokohan
a. protagonis : Fandy
b. antagonis : Hafiz
c. tritagonis : Syukra
d. figuran :
Messa
Widya
Sri
4. Latar
a. tempat
didekat halte dan dirumah
b. waktu/ruang
siang hari
c. sosial
hafiz berasa ingin buang air kecil, kemudian dia buang air sembarangan dipohon besar dekat halte
NASKAH DRAMA SATU BABAK
Beberapa murid keluar dari sekolah untuk pulang.
Fandy dan hafiz kemudian pulang kerumah mereka yang bertetanggaan.hafis kebelet pipis jadi dia pipis sembarangan pohon besar dekat halte.
Hafiz : fan aku pipis bentar dulu yaaa. Udah dari tadi nih kebeletnya!
Fandy : ya elaaaa. Cepetan dikit yaaa. Ntar emak aku marah marah gara gara aku telat pulangnya!
Hafiz : iyee iyee. Bawel banget sih emak kamu! Hahaha
Setelah itu fandy melihat sesuatu didekat pagar tanaman gak jauh dari halte.
Fandy : apaan tuh? Barang ronsokkan kayaknya. Kan bisa aku jual ke hafiz. Hehe
Setelah itu hafiz menyusul fandy!
Hafiz : apaan tuh? Dompet? Dompet siapa? Dimana kamu nemunya? Kapan kamu dapetnya? Atau gak kamu maling yaaaa?
Fandy : apaan sih kamu. Nanya tu satu satu dong. Bingung tau gak aku jawabnya! Aku Cuma nemu ni dompet di sini. Aku juga gak tau dompet siapa. Aku buka aja belum!
Hafiz : buka dong cepetan!
Fandy : iya iya bentar!
Fandy dan hafiz : waaaaaaawh. Ada duiiiiit !!
Fandy : ada KTP nya nih alias kartu tanda pelajar!
Hafiz : iya nih. Kayaknya KTP si pemilik dompet ini!
Fandy : iya ya. Alamatnya sih gak jauh dari sini. Yuuk kita balikin!
Hafiz : gak usah deh! Buat apa kita balikin toh gak ada untungnya buat kita! Mending kita pake duit ini buat keperluan kita! Kita bagi dua aja gimana?
Fandy : enggak ah. Gila kamu yah. Itukan makan hak orang! Gimana kalau orang yang punya dompet lagi kebingungan nyari dompetnya?
Hafiz : IDD alias itu derita dia!! Siapa suruh dia ceroboh coba? Kan salah dia! Dompet ini kan udah jadi milik kita jadi terserah kita dong mau make nya buat apa!
Fandy : iya yah. Yaudah deh. Kita bagi dua aja! Yaudah pulang yuk!
Mereka berdua pulang kerumah masing masing. Dan tidak beberapa lama hafiz kerumah fandy
untuk mengajak fandy bermain bersama.
Hafiz : fandy, fandy main yuuuuk!
Sri : eh ada hafiz! Masuk dek! Fandy nya lagi disuruh mamanya buat ngerjain pr dulu baru boleh main keluar!
Hafiz : iya kak. Makasih ya kak.
Sri : hafiz mau minum apa? Biar kakak buatin!
Hafiz : gak usah aja kak. Ngerepotin nanti kak!
Sri : enggak kok. Kan Cuma buatin air minum. Kecuali kamu nyuruh kakak buat ngerjain pr mat kamu. itu baru ngerepotin
Hafiz : hahahaha kakak bisa aja deh. Air putih dingin aja deh kak!
Sri : oh iya. Tunggu bentar yaaa
Kemudian datang lah mama fandy ingin mengobrol dengan hafiz.
Widya : eh ada nak hafiz yah
.
Hafiz : iya tan. Tante apa kabar?
Widya : baik kok. Mau ngajak fandy main yah?
Hafiz : mmm ya tan. Tan aku boleh nanya gak?
Widya : boleh kok. Mau nanya apa?
Hafiz : kenapa fandy buat pr nya mesti sekarang tan. Kan nanti malam bisa!
Widya : iya sih. Tapi kalau nanti malam fandinya ketiduran. Jadi repot kan!
Hafiz : hooo gitu ya tan. Yaudah deh. Nunggu bentar kan juga gak papa ya tan!
Widya : hahaha iya!
Sri : hafiz ini minumnya yaaa. Diminum kamuh.
Hafiz : iya kak. Aman tu!
Sri : mama bukannya ada arisan RT sekarang ?
Widya : hoalah. Iyaa mama lupa. Gara gara keasikan ngomong sama hafiz nih! Hahah mama pergi dulu yaaa. (berteriak pelan) fandy, mama pergi dulu yaaa sayang, ada arisan
Fandy : iya maa.
Tidak beberapa lama kemudian
Hafiz : si fandy nih lama banget sih ngerjain pr nya. Aku aja ngerjain pr nya gak sampe setengah jam udah selesai.
Fandy : eh sorry yaa. Kelamaan yaa? Habis, prnya banyak banget!
(sambil berjalan pergi ke halaman depan rumah)
hafiz : udah deh, kamu gak usah ngeles. Aku udah tau kok, emang otak kamu aja yang paspasan. Bilang aja susah!
Fandy : biarin.
Dihalaman depan rumah atau yang biasa disebut teras mereka duduk bersama. Fandy
mengeluarkan dompet yang mereka temukan didekat halte dan membagi isi yang ada
didalamnya dengan hafiz.
Hafiz : cepetan dong, kamu lama banget sih!
Fandy : iya nihhh. Isinya ada 800ribu. kalau kita bgi dua jadi kamu dapet 400ribu aku juga 400ribu! Disini juga ada kartu ATM nih!!
Hafiz : biarin aja deh tu. Gak penting!
Tiba-tiba syukra datang kerumah fandy. (temen deket kakaknya fandy)
Syukra : eh ada fandy sama hafiz. ngapain kalian berdua ada disini. Biasanya kalian main layang layang. Eh itu apaan? Duiit siapa tuh ha?
Hafiz : duit kita kok!
Syukra : gak mungkin deh. Kalian kan masih kecel. Mana ada orang tua ngasih anaknya duit banyak! Abang tanya sama kakak sri yaa?
Fandy : enggak enggak bang. Ini bukan duit kita. Tapi duit kita nemu di jalan bang.
Syukra : trus kenapa kalian bagi bagi kayak gini?
Fandy : hafiz yang nyuruh bang.
Syukra : coba abang liat (sambil memeriksa dompet tersebut) ini kan ada Kartu Tanda Pelajar nya. Kalian kan bisa liat alamatnya. Lagian juga gak jauh dari sini alamatnya!
Fandy : tadi rencananya sih fandy mau balikin bang. Tapi kata hafiz gak usah.
Syukra : kok kayak gitu? Kita gak boleh gitu. Itu namanychet, Verdana, sans-serif; font-r style="color: rgb(102, 102, 102); font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 15.84px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20.592px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 1; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255);">
Fandy : aku udah ngomong kayak gitu sama hafiz tapi dia bilang kan itu bukan urusan kita. Salah dia kenapa dia ceroboh.
Syukra : maka dari itu kita kembalikan dompet dia dan bilang jangan sampai ceroboh lagi. Jadikan lah ini pelajaran buat dia agar gak jadi orang ceroboh. Itu berpahala loo.
Hafiz : maaf bang, aku hilaf.
Fandy : yuk kita pergi balikin dompet ini keorangnya!
Mereka berdua kemudian pergi kerumah sipemilik dompet untuk mengembalikan dompet
tersebut!
Hafiz : ASSALAMU’ALAIKUM.
Messa : WAALAIKUMSALLAM. Siapa?
Hafiz : apakah betul ini rumahnya messa nasti
Messa : ya betul ada apa ya? Dan kalian siapa?
Fandy : saya fandy dan ini temen saya hafiz. Kami berdua kesini buat ngembaliin dompet ini.
Messa : dompet ? tunggu sebentar saya cek dulu. Silah kan masuk!
Messa pergi masuk kedalam kamarnya untuk memeriksa dompetnya sedangkan fandy dan
hafiz duduk dan memerhatikan rumah itu.
Messa : waaah iya dompet saya hilang terimakasih kalian sudah mengembalikan dompet saya. Kalian baik sekali.
Hafiz : tidak apa. Itu sudah kewajiban kami.
Fandy : ya betul
Messa : sekali lagi terimakasih yaa
Fandy dan hafiz : ya. Sama sama!
4. Baru
Disusun oleh :
1. Angga Oktyashari (01)
2. Bestari Ayu Dewanti (04)
3. Dewi Tri Rizky (06)
4. Nurrohmah (16)
5. Siti Syarashinta Cahyaning (19)
6. Qorie Aini (22)
SMA NEGERI 1 GAMPING
Tahun ajaran 2014/2015
Tegalyoso, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta
MALAM MINGGU BESTARI
Pengenalan Tokoh :
1. Bestari, tokoh utama, sifatnya sedikit oon, mudah percaya, jomblo abadi, dan suka banget sama SM*SH.
2. Angga, teman kontrakan si Bestari, sifatnya sok tahu, penakut, dan suka banget sama Cherrybelle.
3. Mbak Nur, pembantu Bestari dan Angga, sifatnya lugu dan polos.
4. Qorie, teman lama Bestari dan Angga, sifatnya High Class, matre, dan suka makan.
5. Morganissa, kucingnya Bestari dan Angga, jenis kelamin sepertinya perempuan, sifatnya suka tidur dan makan.
6. Pelayan Restoran (Dewi)
7. Narator (Shinta)
Bestari adalah orang yang sangat tidak berpengalaman dalam bidang cinta, oleh karena itu biasanya dia senang berkonsultasi masalah cinta dengan temannya yaitu Angga, tapi mereka sebenarnya 11:12 sama-sama tidak begitu mahir dalam soal percintaan, tapi Bestari selalu saja kagum kepada temannya itu.
Bestari : “Halo guys ini kucing gue dan ini temen gue Angga (sambil mengelus kucing), lucu kan.”
Angga : “Halo guys salam kenal (melambaikan tangan) gue Angga, gue itu kaya gimana? Gue pernah tanyain pertanyaan yang sama ke orang lain dan jawabannya. Gue baik, cantik, pinter, nggak sombong.
Bestari : “Yah biar kayak difilm-film gitu harus ada openingnya dulu kan, hehe oya gue belum ngenalin kucing gue ini, kebetulan gue suka SM*SH dan temen gue yang di sebelah ini suka cherrybelle, jadi kucing gue ini gue kasih nama ‘Morganissa’ keren kan namanya?”
Angga : “Dia juga punya facebook sendiri lho (sambil nunjukin profil facebook di hp).”
Bestari : “(tetettoltet hp bunyi) Ngga, gimana nih?”
Angga : “Apanya yang gimana bes? (muka kaget).”
Bestari : “Nih si Qorie mau kesini, terus dia bilang ‘leh mampir nggak’ gimana dong?”
Angga : “Apanya yang bergelambir? (kaget lagi).”
Bestari : “Maksudnya boleh mampir enggak.”
Angga : “Oh itu, bilang aja iya.”
Bestari : “Balesnya pake emoticon nggak?”
Angga : “Nggak usah.”
Bestari : “Tapi kan entar kesannya gue tuh ketus.”
Angga : “Nggak, coba bayangin si Qorie lagi jalan, terus tiba-tiba elo bilang ‘iya ke sini aja’ sambil senyum sendiri, kan jadi ngeri bes.”
Bestari : “Iya sih aneh -_-”
Angga : “Gue bilang juga apa”
Bestari : “Yaudah deh gue siap-siap dulu, oh iya lo masih inget kan sama si Qorie?”
Angga : “Yang mana tuh ya?”
Bestari : “Itu loo yang mukanya senyum terus, coba lo flashback deh ke masa lo pas SMA.”
Angga : “Oh yang dulu nama FBnya ‘Qorie Rastafara Cellalluberkatayooman’ kan? Gue ilfeel dengernya bes.”
Bestari : “Lo juga sama aja ngga, nama FB lo dulu kan ‘Angga Sellallu Cemungud’ PPnya pake foto boyband korea lagi.”
Angga : “Lo juga kan? ‘Bestari Naxrege’ PP lo dulu juga Justin Bieber.”
Bestari : “Udah udah nggak kelar-kelar entar mbahas ke alay an kita dulu ngga -_-”
(Bestari menuju kamar untuk ganti baju, setelah itu minta saran ke Angga)
Angga : “Lo beneran pake baju ‘V-Neck’ kaya gitu buat ketemu Qorie?”
Bestari : “Iya, kenapa emang? Olga Syahputra aja pake baju kaya ginian di TV?”
Angga : “Sumpah ya, lo tu kaya pedofil baru akil baligh. Ganti ganti… Qorie nggak bakalan suka kalo kaya begini, nih pake baju gue.”
Bestari : “Nanti gue bagusnya ngobrol tentang apa ya ngga, sama Qorie?”
Angga : “Qorie itu suka ngobrol tentang kesuksesan, jadi lo harus nunjukin bahwa lo udah sukses sekarang.”
Bestari : “O… mungkin gue harus nyritain nilai ijazah SMA gue kali ya?”
Angga : “Lo tu harus buat Qorie bangga bukan kasihan bego!”
(Nur, membuka pintunya)
Qorie : “Kakaknya Bestari ya?”
Nur : “Bukan mbak, saya pembantu di sini.”
Qorie : “O… gue kira kakaknya.”
Nur : “Silahkan masuk mbak.”
Bestari : “Qorie yah? Sini duduk (sambil senyum aneh).”
Angga : (lagi nonton TV)
Qorie : “(nyamperin Angga) Eh, Angga ya? Elo apa kabar? Gila ya lama banget nggak ketemu.”
Angga : “Iya ya, udah 3 bulan nggak ketemu.”
Qorie : “Lagi ngapain?”
Angga : “Ini lagi nonton film documenter tentang tupai.”
Qorie : “Wah, gue seneng banget sama tupai (duduk di samping Angga).”
Angga : “Oh iya? Ini film bagus lho, tupainya lagi kejar-kejaran sama macan gitu?”
Bestari : “Gue juga kemaren liat tupai di Ragunan, tupainya lucu (pasang muka melas karena nggak diperhatiin).”
Qorie : (senyum sedikit)
Angga : “Udah makan belum, kalau belum sekalian aja. Mbak Nur nasi goreng tiga ya!”
Nur : “Iya mbak.”
Nur : “Mbak pake telur nggak (balik badan).
Angga : “Em… terserah mbak aja.”
Nur : “Iya mbak (mau jalan).”
Angga : “Qor, gim- (terpotong karena Nur bertanya lagi).”
Nur : “(balik badan) Pake cabe nggak?”
Angga : “Ih… terserah mbak! (dengan muka kesal).”
Nur : (lari ke dapur karena takut Angga mulai kesal)
Bestari : “Eh, mau liat taman kita nggak? Sambil liat bintang.”
Qorie : “Boleh, ayo.”
(sampai di taman rumah)
Angga : (maenan kucing)
Bestari : “Kok lo liatin gue terus?”
Qorie : “Abis lo ngingetin gue sama tupai gue yang udah meninggal.”
Bestari : “Lucu tupainya? (muka melas).”
Qorie : “Iya, lucu kaya lo. Lo juga perhatian, sering SMS malem-malem.”
Bestari : “Iya, soalnya mau telepon nggak punya pulsa.”
Qorie : “Eh, dulu gue tuh punya mantan, kita nggak pernah pergi bareng, makan bareng, pokoknya sedih banget deh.”
Bestari : “Gue juga pernah punya mantan, dulu nggak pernah pergi bareng, jalan, nonton konser.”
Qorie : “Oh ya, kapan?”
Bestari : “Waktu SD, hhe :D.”
Qorie : “Oh -_-”
Angga : Eh, emang lo pernah pacar, katanya lo jomblo abadi?”
Bestari : “Ih…makan yuk, mumpung malem minggu nih.”
Qorie : “Ayo, di restoran mana? Tempatnya elit kan?”
Angga : “Gue nggak ikutan ya… (masuk ke dalam kontrakan bersama Morganissa).”
Bestari : “Iya, makanannya enak, tempatnya bagus dan yang penting diskonnya 75%.”
(Bestari dan Qorie mau keluar, kemudian Nur menghampiri mereka dengan membawa tiga nasi goreng)
Nur : “Loh…? Kok pergi…? Ini nasi gorengnya udah jadi loh…
Bestari : “Kan yang pesen bukan gue mbak…”
Nur : “La terus nasi gorengnya gimana mbak?”
Bestari : “Udah di makan aja sana nggih…”
Nur : “Tapi ini ada tiga piring mbak.”
Bestari : “Ya udah ajak pembantu tetangga sebelah makan, sana.”
Nur : “Oh iya ya…”
Bestari : “Ya udah gue cabut dulu ya, daaa (keluar dari kontrakan bersama Qorie)
Nur : “Ah, makan dulu ah…, tapi banyak banget (sambil mikir), narator makan yok, gue masak nasi gorengnya kebanyakan.”
Narator : “Nggak ah, kenyang nih (sambil menepuk perut), sana makan sendiri aja! Udah sana keluar! Waktu lo di panggung udah abis, sekarang ganti tempat di restoran.”
(perjalanan menuju ke restoran)
Qorie : “Make-up gue nggak ketebelan kan?”
Bestari : “Enggak kok, gue udah pernah jalan sama temen gue yang make-up nya lebih tebel dari lo qor.”
Qorie : “Enelan? mi apah?”
Bestari : “Iya, demi allah, baru jalan dua kali aja gue udah kena TBC.”
Qorie : “TBC?? Kok bisa??”
Bestari : “Iya, kata dokternya paru-paru gue kemasukan bedak -_-“
(sampai di restoran)
Qorie : “Ih, kita makan di tempat ini?”
Bestari : “Iya, emang kenapa?”
Qorie : “Gue tuh lagi pengen makan escaragot gitu, di sini emang ada escaragot?”
Bestari : “Lo barusan ngomong pake bahasa apaan?”
(pelayan restoran datang menghampiri mereka berdua) *pelayan restoran di ganti dengan PR*
PR : “Mau pesen apa mbak?”
Qorie : “Yang paling mahal apa mbak?”
PR : “Ini yang paling mahal, Wagyu Beef Steak 300 gram.”
Qorie : “Boleh tuh mbak.”
PR : “Kalau mbak pesen apa?”
Bestari : “Yang paling murah apa mbak? -_-“
(setelah makanan disajikan)
Qorie : “Dagingnya enak loh, empuk banget pula, pantesan mahal.”
Bestari : “Iya, ini kerupuknya juga enak. Kerupuk paling enak yang pernah gue makan -_-”
Qorie : “Eh nanti temenin gue ke butik yah?”
Bestari : “Ke butik? Ngapain?”
Qorie : “Beli baju, baju gue tu udah pada kekecilan. Beliin yah.”
Bestari : “Iya, kebetulan gue juga lagi ada uang.”
Qorie : “Oke, harganya tu tiga juta.”
Bestari : “Tiga juta? Kebetulan gue lagi nggak ada uang qor.”
Qorie : “Loh kok gitu? Ya udah beliin gue tas aja ya? Tas gue rusak nih.”
Bestari : “Kalau tas harganya berapa?”
Qorie : “Dua juta.”
Bestari : “Lo ada barang lain yang juga lagi rusak nggak? Kaya pita rambut gitu? -_-”
(pelayan menyodorkan tagihan pembayaran makanan)
PR : “Ini mbak totalnya Rp 1.200.000,- ”
Bestari : “(muka datar) Totalnya beneran segitu mbak?”
PR : “Iya segitu mbak.”
Qorie : “Kenapa bes?”
Bestari : “Kayanya gue harus ke ATM dulu deh, soalnya uang gue kagak cukup.”
Bestari : “(balik) Wah, mbak uang di ATM gue kosong… gimana dong mbak?”
PR : “Ya… mbaknya tu gimana, atau mau nyuci piring apa gimana?”
Bestari : “Em… gimana ya mbak? (liat qorie)”
Qorie : “(angkat telefon) Hallo, iya gue pulang sekarang bun, wah sorry ya bes gue pulang duluan, udah ditungguin bunda gue di depan nih… da… (cabut).”
Bestari : “Wah, yah… mbak gini aja deh… nih jam tangan gue…”
PR : “Ini masih kurang mbak.”
Bestari : “(lepas jaket) Nih mbak…
PR : “Masih kurang mbak.”
Bestari : “Ya udah mbak, ini sepatu gue. (lepas sepatu)”
PR : “Ya udah, terima kasih mbak, besok lagi jangan diulangi ya mbak.”
Setelah itu Bestari menelepon pembantunya untuk menjemputnya di restoran. Saat menunggu Bestari banyak dilihat orang, karena tidak memakai sepatu.Inilah kisah malam minggu Bestari, semoga malam minggu Bestari selanjutnya akan lebih baik lagi. Mudah-mudahan.
*TAMAT*